Ini 5 Adab Bertetangga dalam Islam yang Perlu Dipraktikkan!

Islam mengajarkan lima adab bertetangga agar kehidupan bertetangga tetap harmonis. Apa saja adab bertetangga dalam Islam? Simak di sini!

Agama Islam mengajarkan banyak hal kepada pemeluknya. Salah satunya adalah tentang adab dalam bertetangga. Adab bertetangga dalam Islam tersurat dan tersirat dalam ayat-ayat Al Quran dan hadits. 

Tetangga memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Bahkan, keimanan seorang muslim dapat dilihat dari bagaimana ia memperlakukan tetangganya. Jika ia baik terhadap tetangga, keimanannya pasti juga baik.

Adab Bertetangga dalam Islam

Siapakah tetangga? Beberapa riwayat menyebutkan bahwa tetangga adalah 40 rumah yang tinggal di sekeliling rumah kita, yaitu 10 rumah di empat penjuru mata angin yang mengelilingi rumah.

Namun, setelah diteliti lebih lanjut, riwayat-riwayat tersebut ternyata lemah. Sehingga, definisi tetangga dalam Islam dikembalikan pada adat istiadat yang ada di wilayah tempat tinggal orang-orang mukmin.

Meski tidak mendefinisikan tetangga secara rinci, Islam cukup rinci dalam membahas adab bertetangga. Insha Allah, mengikuti aturan bertetangga dalam Islam akan membuat hidup Sahabat lebih damai.

Berikut ini lima adab bertetangga menurut agama Islam yang dapat Sahabat teladani.

1. Menghormati dan Menghargai Tetangga

Semua mukmin harus menghormati dan menghargai tetangga di sekeliling mereka. Sikap hormat dan menghargai ini dapat mencegah konflik antar tetangga.

Dalam kajian Ustadz Das’ad Latif disebutkan bahwa perilaku hormat dan menghargai tetangga telah diajarkan oleh Rasulullah. Sehingga, setiap mukmin harus meneladani sikap tersebut. 

Ajaran Nabi tersebut dapat dilihat pada penggalan hadits HR Bukhari dan Muslim yang berbunyi “… Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, sebaiknya ia memuliakan tetangganya. …”

Ada banyak hal yang Sahabat dapat lakukan untuk menghormati dan menghargai tetangga di era modern ini. Contoh-contoh di bawah ini sifatnya sederhana tapi penting dilakukan.

  • Tidak mengumbar aib tetangga.
  • Tidak mencampuri urusan tetangga selama urusan ini tidak merugikan orang lain atau menyimpang dari hukum
  • Bergaul dan berkomunikasi dengan sopan dengan tetangga.

2. Memperlakukan Tetangga dengan Baik

Adab bertetangga dalam Islam yang kedua adalah memperlakukan tetangga dengan baik. Perlakuan baik ini dapat memberi banyak manfaat bagi Sahabat.

Ustadz Budi Jaya Putra, dalam ceramahnya di Masjid Islamic Center UAD, berkata bahwa memiliki tetangga yang baik adalah salah satu kebahagiaan dalam hidup.

Dengan demikian, salah satu manfaat berbuat baik kepada tetangga adalah memberi kebahagiaan bagi tetangga maupun diri sendiri. Selain itu, perbuatan ini juga dapat menciptakan keharmonisan.

Berbuat baik kepada tetangga juga merupakan perintah Allah. Perintah ini tersurat dalam QS An-Nisa ayat 36. Bunyi dan Arti dari ayat tersebut adalah sebagai berikut.

۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ

“Dan sembahlah Allah serta janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”

Sahabat dapat melakukan banyak cara untuk berbuat baik kepada tetangga. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.

  • Menjenguk tetangga yang sakit.
  • Membantu tetangga yang sedang mengalami kesulitan keuangan dengan cara meminjamkan uang.
  • Tersenyum dan mengucap salam saat bertemu dengan tetangga.
  • Tidak membeda-bedakan tetangga dalam pergaulan.

3. Saling Berbagi dan Tidak Meremehkan Pemberian

Berbagi makanan dengan tetangga sangat dianjurkan dalam agama Islam. Memberi makanan kepada tetangga dapat membantu mereka mengatasi kesulitan dan mempererat silaturahmi.

Selain itu, agama Islam juga mengajarkan untuk tidak meremehkan pemberian tetangga. Dengan kata lain, seorang mukmin harus menghargai apa yang telah diberikan tetangga kepada dirinya. 

Sekecil apapun pemberian tersebut harus disyukuri. Hal ini karena pemberian ini merupakan rezeki dari Allah SWT.

Dengan tidak meremehkan pemberian tetangga, Sahabat dapat menjaga perasaan mereka. Tetangga tak akan merasa diremehkan/sakit hati jika Sahabat menghargai pemberian mereka.

Ada setidaknya dua hadits yang berisi anjuran untuk saling berbagi terhadap tetangga dan tidak meremehkan pemberian tetangga. Arti dari kedua hadits tersebut adalah sebagai berikut. 

“Wahai istri-istri kaum muslimin, jangan sampai seorang tetangga meremehkan pemberian tetangganya, meski hanya berupa kaki kambing.” (HR Bukhari & Muslim)

“Wahai Abu Dzaar, apabila engkau memasak sayur maka perbanyaklah kuahnya dan bagikanlah kepada tetangga-tetanggamu.” (HR. Muslim) 

4. Tidak Menyakiti Tetangga

Seorang muslim dilarang menyakiti tetangga baik melalui perbuatan maupun perkataan. Menyakiti tetangga dapat mengakibatkan dampak yang cukup serius.

Hal ini karena doa seseorang yang terzalimi akan dikabulkan oleh Allah SWT. Tetangga yang tersakiti biasanya akan mengucapkan doa yang kurang baik yang ditujukan kepada si zalim.

Jika doa ini terkabul, maka Sahabat dapat mengalami hal yang kurang menyenangkan. Selain itu, menyakiti tetangga juga merupakan perbuatan tercela yang tidak disukai oleh Allah dan Rasulullah.

Beberapa hadits menjelaskan larangan menyakiti tetangga. Salah satu hadits ini mengajarkan kaum muslimin yang mengimani Allah dan hari akhir untuk tidak menyakiti tetangganya. 

Hadits lain juga mengatakan bahwa seseorang yang membuat tetangganya merasa tidak aman dengan perbuatan buruknya adalah orang yang tidak beriman.

Oleh karena itu, Sahabat harus berhati-hati saat bertutur kata atau bersikap terhadap tetangga. Sehingga, tetangga tidak akan merasa tersakiti.

5. Tidak Mengusik atau Mengganggu Tetangga

Adab bertetangga dalam Islam yang kelima adalah tidak mengusik atau mengganggu tetangga. Perbuatan atau ucapan yang tidak mengusik tetangga dapat menjaga kerukunan antar warga.

Mengutip dari Al-Adab Al-Mufrad no 119, Rasulullah pernah berkata bahwa seorang mukmin yang rajin sholat, puasa, dan sedekah akan masuk neraka jika perkataannya sering mengusik tetangga.

Baginda Nabi juga bersabda bahwa seseorang yang hanya melakukan sholat fardhu, puasa wajib, dan sedekah akan masuk surga jika ia tidak mengganggu tetangganya.

Ada banyak hal yang bisa Sahabat lakukan agar tidak mengganggu atau mengusik tetangga.

  • Tidak memarkir kendaraan di depan pintu gerbang tetangga.
  • Tidak memutar musik dengan volume keras sehingga mengganggu kenyamanan tetangga sekitar.
  • Merapikan tanaman yang letaknya berbatasan dengan tetangga. Sehingga, tetangga tidak terganggu dengan ranting yang menjulur atau daun yang jatuh ke halaman mereka. 

Contoh Sikap Rasulullah Memperlakukan Tetangganya

Rasulullah SAW adalah teladan tetangga yang baik. Ada banyak sikap beliau yang dapat Sahabat tiru ketika berinteraksi dengan tetangga.

Meski Baginda Nabi hidup lebih dari 14 abad yang lalu, namun perilaku bertetangga yang beliau contohkan masih bisa diterapkan di zaman modern saat ini. 

Berikut ini contoh sikap Rasulullah dalam bertetangga yang disadur dari Sirah Nabawiyah.

  1. Rasulullah selalu memuliakan tamu. Contohnya, Beliau menjamu ahli shuffah dengan susu dan membiarkan mereka minum susu sepuasnya. Rasulullah sendiri hanya minum sisa susu mereka.
  2. Baginda Nabi adalah sosok yang sangat perhatian dengan tetangganya. Beliau selalu peduli apakah tetangganya sudah makan atau belum.
  3. Rasulullah tidak akan membiarkan dirinya kenyang sementara tetangganya kelaparan. Oleh karena itu, Rasulullah selalu menyisihkan sebagian hadiah yang beliau peroleh untuk tetangganya.
  4. Beliau juga selalu memberikan semua sedekah yang diterima kepada para tetangga. Bahkan, Fatimah pun tidak Beliau beri meski saat itu ia meminta dan membutuhkannya.
  5. Baginda Nabi tidak pernah membuka aib atau menggunjingkan tetangganya. Beliau selalu menjaga perkataan agar tidak menyakiti tetangga.
  6. Rasulullah selalu sabar menghadapi tetangga yang jahat. Beliau tidak membalas keburukan atau kejahatan tetangga. Alih-alih, Beliau tetap berbuat baik kepada mereka.
  7. Rasulullah akan berbagi hadiah atau makanan dengan mengutamakan tetangga yang paling dekat apabila makanan/hadiah tersebut jumlahnya terbatas.

Selain contoh-contoh di atas, Rasulullah juga memberi banyak nasihat dalam hal bertetangga. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Kaum muslimin tidak boleh dengan sengaja meninggikan bangunan rumah melebihi bangunan tetangga dan menutup saluran udara milik tetangga.
  2. Bila ada tetangga yang wafat, maka kaum muslimin wajib mengantarkan jenazahnya.
  3. Orang-orang mukmin dilarang mengganggu tetangga dengan bau masakan, kecuali sebagian masakan ini diberikan kepada tetangga yang terganggu.
  4. Orang-orang mukmin yang dengan sengaja mengganggu tetangga dengan bau masakan tanpa memberi mereka sedikit pun akan mendapat dosa dari perbuatannya.
  5. Kaum mukminin harus bersabar dalam menghadapi tetangga yang jahat/tidak menyenangkan. Kesabaran ini akan membebaskan mereka dari tetangga yang jahat.

Adab bertetangga dalam Islam dapat Sahabat teladani dari Rasulullah maupun Al Quran. Dengan mempraktikkan adab bertetangga ini, Sahabat dapat hidup lebih tentram di masyarakat.

Sahabat juga dapat menemukan teladan Rasulullah lainnya pada halaman blog Yatim Mandiri, dengan segudang informasi yang sangat bermanfaat bagi umat Islam.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top