Apakah Takdir Bisa Diubah? Begini Penjelasannya Menurut Islam

Dalam Islam takdir merupakan ketentuan Allah. Lalu apakah takdir bisa diubah? Jika iya, bagaimana caranya?  Yuk cari tahu jawabannya disini!

Setiap makhluk hidup yang diciptakan di dunia sudah membawa takdirnya masing-masing. Bahkan dalam sebuah hadits, Allah SWT telah menetapkannya jauh sebelum diciptakannya langit dan bumi. Walaupun demikian, apakah takdir bisa diubah?

Mempercayai takdir Allah SWT merupakan rukun iman ke-6. Jadi setiap umat Muslim harus mempercayai bahwa semua kejadian yang ada di dunia ini merupakan ketetapan-Nya.

Semua hal di dunia ini baik itu takdir yang baik maupun buruk merupakan kehendak Allah SWT yang harus diterima. 

Namun apakah manusia bisa merubah takdir yang telah ditetapkan? Simak penjelasan selengkapnya mengenai takdir pada uraian di bawah ini.

Apa itu Takdir dalam Islam?

Sebelum menjawab pertanyaan apakah takdir bisa diubah, penting untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan takdir. 

Dalam Islam, takdir adalah sebuah sebutan atas pengetahuan Allah SWT mengenai semua yang ada di alam semesta ini.

Takdir setiap makhluk sudah tertulis di dalam Lauhul Mahfudz, yaitu sebuah kitab yang berada di tempat yang tinggi dan terjaga dari adanya perubahan, pengurangan, penambahan dan penyimpangan

Setiap makhluk hidup yang diciptakan di dunia ini sudah mempunyai takdirnya sendiri dalam masa perjalanannya.

Nah, berbicara mengenai takdir Allah SWT, tentu tidak akan lepas dengan qada dan qadar. Qada secara etimologis memiliki arti yaitu memutuskan atau menetapkan.

Maksudnya, ketetapan Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya sebelum dilahirkan. Jadi bisa diartikan sebagai rencana Allah SWT yang ditetapkan terhadap makhluk-Nya.

Sedangkan pengertian dari qadar secara etimologis yaitu ukuran atau memutuskan suatu perkara.

Istilah ini bisa diartikan sebagai ketetapan Allah yang terjadi pada setiap makhluk-Nya berdasarkan pada doa dan usaha yang dilakukannya. 

Contohnya, yaitu seseorang yang ditetapkan sakit oleh Allah, namun dengan usaha dan doanya atas kehendak Allah pula maka orang tersebut akan sembuh dan kembali sehat.

Jenis-Jenis Takdir

Sebelumnya sempat disinggung mengenai qada dan qadar yang merupakan bagian dari takdir Allah SWT. 

Selanjutnya untuk mengetahui apakah takdir bisa diubah, penting untuk mengetahui ada apa saja jenis-jenis takdir. 

Jenis-jenis takdir sendiri terbagi menjadi dua, yaitu ada takdir muallaq dan takdir mubram, berikut ini merupakan masing-masing penjelasannya.

1. Takdir Muallaq

Jenis takdir yang pertama, yaitu ada takdir muallaq, adalah ketentuan Allah yang erat kaitannya dengan ikhtiar yang dilakukan oleh manusia. 

Walaupun demikian, hasil dari ikhtiar yang dilakukan bukan ditentukan oleh manusia, tetapi kehendak dari Allah SWT.

Apabila sudah sesuai dengan keinginan Allah SWT maka besar kemungkinan apa yang diusahakan bisa tercapai dan terkabul. 

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa takdir muallaq adalah takdir yang ketentuannya bisa diubah dengan ikhtiar manusia dan kehendak Allah SWT.

Hal ini juga tertuang dalam sebuah ayat berikut ini:

ا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS.Al-Baqarah ayat 286)

Contoh dari takdir muallaq yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu keberhasilan dari seorang atlet yang berhasil mendapatkan medali dengan berlatih keras. Atau seseorang yang berhasil keluar dari garis kemiskinan melalui kerja kerasnya dalam mencari rezeki. 

Jadi pertanyaan apakah takdir bisa diubah untuk jenis takdir muallaq tentu jawabannya iya. Dengan doa dan ikhtiar yang dilakukan maka manusia bisa merubah takdir tersebut, tentunya dengan kehendak Allah SWT.

2. Takdir Mubram

Selanjutnya yaitu ada takdir mubram atau ketentuan Allah SWT yang tidak bisa diubah oleh setiap makhluk hidup dan pasti terjadi. Takdir mubram bisa juga diartikan sebagai hak prerogatif Allah SWT. 

Contohnya yaitu takdir meninggal dunia, jenis kelamin ketika seseorang dilahirkan, ras, genetik dan lain sebagainya. 

Selain takdir yang kaitannya melekat dengan manusia, takdir mubram juga bisa berupa bencana alam seperti kekeringan, gempa bumi, gunung meletus dan lainnya.

Dalam menghadapi takdir ini manusia harus tetap sabar dan tegar dalam menerimanya. Karena melalui cara inilah Allah SWT bisa menilai keimanan seseorang.  

Dalam surat Al-Hadid ayat 22 Allah SWT berfirman mengenai hal tersebut yang telah ditentukan dan tertulis dalam Lauhul Mahfudz. 

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid ayat 22)

Apakah Takdir bisa Diubah?

Melihat penjelasan sebelumnya bisa disimpulkan mengenai pertanyaan apakah takdir seseorang bisa diubah. 

Jawabannya bisa iya dan tidak. Seperti yang sudah diketahui bahwa terdapat dua jenis takdir, yaitu ada takdir muallaq dan mubram. 

Takdir muallaq bisa diubah dengan berdoa dan berikhtiar. Sedangkan takdir mubram merupakan ketetapan Allah SWT yang tidak bisa diganggu gugat.

Sebenarnya, usaha atau ikhtiar yang dilakukan seseorang juga merupakan takdir, lho. Misalnya, seseorang yang terlahir miskin namun dengan kesadarannya berusaha keras untuk sukses dan berhasil dilakukannya. 

Jadi takdir orang tersebut bukanlah miskin, melainkan miskin lalu berusaha keras kemudian kaya. 

Hal ini juga bisa sebaliknya apabila seseorang dilahirkan kaya namun karena selalu bermalas-malasan akhirnya menjadi miskin. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Tirmidzi yaitu: 

يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ رُقَى نَسْتَرْقِي بِهَا، هَلْ تَرُدُّ مَنْ قَدَر اللَّهِ شَيْئًا؟ فَقَالَ: “هِيَ مِنْ قَدَرِ الله”   

Artinya: “Wahai Rasulullah ﷺ, apa pendapatmu tentang ruqyah (doa penyembuhan) yang kami lakukan, apakah ia bisa menolak takdir Allah? Rasulullah ﷺ menjawab: Ruqyah itulah bagian dari takdir”. (HR Tirmudzi)

Selain itu, didukung dengan firman Allah SWT dalam QS. Ar-Ra’d ayat 11, yaitu:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ   

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”  (QS. Ar-Ra’d ayat 11)  

Banyak orang yang masih salah paham mengenai kata “keadaan” pada ayat di atas dengan menyebutkannya sebagai takdir Allah SWT yang telah ditetapkan dalam Lauh Mahfudz. 

Padahal, maksud dari kata tersebut yaitu kondisi mendapat nikmat dari Allah SWT. Namun nikmat ini tentunya bisa ditentukan oleh kaum itu sendiri, karena apabila banyak melakukan maksiat maka nikmat tersebut akan berubah menjadi musibah. 

Itulah penjelasan dan jawaban mengenai apakah takdir bisa diubah. Bagaimana? Apakah Sahabat sudah paham dengan penjelasannya?

Namun, terlepas dari apapun jenis takdirnya, tetap upayakan berubah, berusaha, berdoa, dan meminta hidup yang lebih baik kepada Allah SWT.

Jangan lupa juga untuk mengimbangi setiap permintaan dengan amal soleh, seperti menjaga salat, menjaga lisan, dan bersedekah.

Sahabat bisa sedekah di Yatim Mandiri dengan mudah, cepat, dan praktis.

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top