Dalam penanggalan islam terdapat bulan yang disebut 4 bulan haram. 4 bulan itu diantaranya Bulan Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Rajab.
Dalam kalender Islam terdapat bulan yang diagungkan dan dimuliakan karena setiap amalan akan dilipatgandakan pahalanya. Diantara 12 bulan dalam satu tahun, terdapat 4 bulan yang disebut sebagai 4 bulan haram, diantaranya yaitu Bulan Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Rajab.
Selain pahala yang dilipatgandakan, perbuatan yang dilarang agama juga sangat dilarang untuk dilakukan melebihi pada bulan-bulan biasa. Lalu apa yang harus dilakukan saat bulan haram datang? Simak informasinya berikut ini.
Apa Saja 4 Bulan Haram Itu?
4 bulan haram datang berturut-turut selama 3 bulan yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan 1 bulan yang datang secara terpisah yaitu bulan Rajab.
1. Bulan Dzulqa’dah
Dzulqa’dah berasal dari kata ‘Dzul’ yang berarti pemilik dan ‘Qadah’ yang berarti tempat yang diduduki sehingga bulan ini berarti orang yang memiliki tempat duduk. Dinamakan Dzulqa’dah karena pada bulan ini masyarakat Arab tidak bepergian untuk berdagang maupun berperang.
Karena termasuk dalam bulan haram, Bulan Dzulqa’dah memiliki keutamaan di antaranya:
Bulan Dzulqa’dah adalah bulan yang disahkan ihram untuk haji bersama dua bulan lainnya yaitu Bulan Syawal dan Bulan Dzulhijjah. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 197:
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ
“Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi/ditentukan”
Menurut riwayat sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW melakukan umrah hanya di Bulan Dzulqa’dah.
اعْتَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَرْبَعَ عُمَرٍ، كُلَّهُنَّ فِي ذِي القَعْدَةِ، إِلَّا الَّتِي كَانَتْ مَعَ حَجَّتِهِ، عُمْرَةً مِنَ الحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ العَامِ المُقْبِلِ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ الجِعْرَانَةِ، حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ
“Rasulullah SAW berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji, yaitu umrah dari Hudaibiyah, umrah pada tahun berikutnya, umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan umrah bersama haji” (HR al-Bukhari).
Bulan Dzulqa’dah adalah 30 malam yang telah disebutkan Allah SWT melalui firmannya dalam surat Al-A’raf ayat 142:
وَوَاعَدْنَا مُوسَىٰ ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ۚ وَقَالَ مُوسَىٰ لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ
“Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya Kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqa’dah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, “Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan”
Ada juga banyak keutamaan dan amalan yang dapat dilakukan di bulan Dzulqa’dah.
2. Bulan Dzulhijjah
Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender hijriah dan merupakan salah satu bulan yang memiliki keistimewaan diantara bulan-bulan yang lainnya. Pada 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah, umat muslim dianjurkan untuk banyak melakukan ibadah dan beramal shaleh.
Anjuran-anjuran itu diantaranya berpuasa Tarwiyah dan Arafah, memperbanyak dzikir, melaksanakan haji, berkurban dan shalat Idul Adha. Seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)
Terdapat beberapa keutamaan dan amalan yang dapat dilakukan oleh umat muslim di Bulan Dzulhijjah.
3. Bulan Muharram
Bulan Muharram adalah bulan mulia dengan anjuran ibadah puasa pada tanggal 10 Muharram (Puasa Asyura). Keutamaan dari anjuran puasa ini adalah dapat menghapuskan dosa-dosa dari setahun sebelumnya.
Puasa Asyura dapat dilakukan dengan 3 pilihan, yaitu puasa selama 3 hari berturut-turut (9, 10, 11 Muharram), puasa 2 hari (9 dan 10 Muharram atau 10 dan 11 Muharram) dan puasa 1 hari pada 10 Muharram saja.
Ketahui juga ada beberapa keutamaan dan amalan yang dapat dilakukan di Bulan Muharram.
4. Bulan Rajab
Bulan Rajab adalah waktu yang sangat tepat untuk mempersiapkan diri menyambut datangnya Bulan Ramadhan karena hanya berjarak dua bulan saja. Namun, tidak ada hadits shahih yang dapat dijadikan acuan keutaman ibadah secara khusus di Bulan Rajab.
Ibadah yang dapat dilakukan pada Bulan Rajab ini adalah dengan salah satunya puasa sunnah bulan haram. Seperti yang telah diriwayatkan beberapa ulama salaf berpuasa di seluruh bulan haram, diantaranya Ibnu Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq As Subai’i.
Pahami beberapa keutamaan dan amalan yang dapat dilakukan di Bulan Rajab.
Kenapa Dinamakan Bulan Haram?
4 bulan ini disebut sebagai bulan haram dengan memiliki 2 makna yaitu, pertama pada bulan-bulan tersebut diharamkan segala bentuk pembunuhan dan penyiksaan terhadap diri sendiri yang artinya melakukan perbuatan zalim karena dosanya sangat besar.
Kedua, pada bulan-bulan tersebut segala bentuk amalan akan dilipatgandakan pahalanya, begitu pun dengan perbuatan haram yang akan memiliki dosa lebih besar.
Dalam surat At-Taubah ayat 36 Allah SAW berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًۭا فِى كِتَـٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌۭ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَـٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةًۭ كَمَا يُقَـٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةًۭ ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya jumlah bulan yang ditetapkan oleh Allah adalah dua belas, dalam catatan Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi, yang empat di antaranya adalah bulan suci. Itu adalah jalan yang benar. Maka janganlah saling menganiaya selama bulan-bulan tersebut dan bersama-sama memerangi musyrik sebagaimana mereka memerangimu bersama-sama. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa (kepada-Nya).”
Dalam ayat ini, dilihat bahwa penyebutan ‘dua belas bulan’ dibarengi dengan penciptaan langit dan bumi, yang menunjukkan ciptaan Allah atas alam semesta dan bersamaan dengannya, menetapkan hukum waktu.
Keagungan pernyataan ini kemudian dikaitkan dengan kemanusiaan dan larangan kezaliman, yang menandakan kesucian bulan-bulan tersebut. Ayat tersebut kemudian diakhiri dengan seruan kepada takwa, sifat keutamaan yang dicari dalam segala keadaan.
Keutamaan 4 Bulan Haram
Pada 4 bulan haram ini terdapat beberapa keutamaan yang harus dipahami, seperti mengapa empat bulan itu suci dan harus dihormati? Mengapa seorang mukmin harus memaksimalkan waktunya di bulan-bulan ini? Berikut ini adalah beberapa keutamaan 4 bulan itu:
1. Bulan yang Agung Ketetapan Allah SWT
Terdapat sebuah kutipan dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir yang mengatakan:
“Allah telah memilih orang-orang pilihan dari ciptaan-Nya; Dia memilih utusan dari para malaikat dan Rasul (nabi) dari manusia; dan Dia memilih Zikir (kata-kata zikir) dari banyak kata; dan Dia memilih dari permukaan bumi tempat untuk beribadah (masjid); dan Dia memilih Ramadhan dan Bulan-bulan Suci dari bulan-bulan (dalam setahun); dan Dia memilih Jumat di antara hari-hari (dalam seminggu) dan Malam Kekuasaan dari semua malam (dalam setahun). Maka bertasbihlah terhadap apa yang dimuliakan Allah, karena mengagungkan apa yang dimuliakan Allah itu termasuk orang yang berilmu dan berakal.”
Dalam satu tahun, Allah SWT telah menetapkan bahwa empat yang disebutkan adalah yang terbesar dan oleh karena itu tentu ada manfaat untuk menghormati bulan-bulan ini. Misalnya, ketika seseorang melakukan ibadah di empat bulan ini, pahala mereka dapatkan akan berlipat ganda.
2. Waktu yang Penuh Keberkahan
Allah SWT telah menjadikan empat bulan itu banyak mengandung tanggal dan peristiwa penting. Di Bulan Dzulhijjah, terdapat hari-hari khusus bagi para muslim yang pergi haji maupun yang tidak. Hari penting lainnya seperti Hari Arafah, tiga hari Tasyriq dan Hari Raya Idul Adha.
Umat muslim juga harus memanfaatkan 10 hari pertama Dzulhijjah, yang dianggap sebagai hari-hari terbaik dalam setahun. Dalam Bulan Rajab diriwayatkan bahwa Nabi melakukan perjalanan Israk dan Mikraj untuk menemui Allah SWT.
Di bulan Muharram, puasa menjadi ibadah yang menempati urutan tertinggi yang dapat dilakukan. Seperti sabda Rasulullah SAW:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) di bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah: Muharram.” (HR. Muslim)
Ibadah yang Dilaksanakan Pada 4 Bulan Haram
Mengetahui pentingnya empat bulan suci yang sangat bermanfaat, berikut ini adalah beberapa pedoman beribadah yang dapat dilakukan:
1. Menghindari Kezaliman
Ayat 36 Surah At-Taubah yang telah disebutkan sebelumnya menekankan larangan untuk menganiaya yang lain: “Maka janganlah kamu menganiaya satu sama lain selama bulan-bulan ini.”
Seringkali mudah untuk mengidentifikasi keburukan yang dilakukan orang lain tetapi menjadi silau untuk mengenali kesalahan kita sendiri. Daripada mencoba membenarkan keburukan yang telah orang lain lakukan, menghindari tindakan yang sama akan lebih bermanfaat.
Seseorang dapat melakukan muhasabah untuk merenungkan kesalahan yang dilakukan, baik itu kepada teman, keluarga, atau bahkan kepada orang asing. Bulan-bulan ini bisa menjadi kesempatan untuk berhenti bersikap tidak adil pada diri sendiri.
2. Memaksimalkan Ibadah, Terutama di Hari-Hari Istimewa
Ada pepatah populer dalam bahasa Arab yang menyatakan: “Ilmu tanpa amalan seperti pohon tanpa buah.” Bulan Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Rajab benar-benar diberi berkah berlimpah dan setiap perbuatan baik akan mendapatkan banyak pahala.
Pengetahuan ini hanya akan terbukti bermanfaat jika ditindaklanjuti. Selama empat bulan, dapat melakukan puasa, bersedekah dan memperbanyak shalat tahajud.
Jika tindakan tersebut agak terlalu ambisius sebagai permulaan, maka dapat memulai melakukan perbuatan baik secara bertahap dengan memperbanyak zikir, shalat tepat waktu dan memberi hadiah dengan niat baik kepada orang lain.
Dapat juga melihat tanggal maupun hari khusus dalam empat bulan itu dan beribadah sesuai dengan anjuran. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan ini pada akhirnya dapat menyelamatkan dari api neraka dan memberikan tiket ke surga tertinggi.
3. Bersiap untuk Perubahan
Salah satu hal yang menarik tentang 4 bulan haram ini adalah bahwa tiga bulan berurutan satu sama lain sedangkan yang keempat (Rajab) berdiri sendiri selang beberapa bulan dari tiga lainnya. Allah SWT telah mengaturnya sedemikian rupa dan sama sekali tidak sewenang-wenang.
Mutiara kebijaksanaan yang dapat digali dari pengaturan khusus ini adalah bahwa Ia memberi umatnya periode untuk berubah. Memasuki Bulan Dzulqa’dah yang diberkahi, dalam rentang waktu tiga bulan hingga akhir Muharram, seseorang dapat bekerja menuju perubahan yang lebih baik.
Setelah berusaha menghilangkan semua kebiasaan buruk dan menorehkan kebiasaan baru yang baik di tiga bulan suci ini, seseorang akan cenderung merasa lebih lebih serius untuk membuat perubahan kedepannya.
Oleh karena itu, perubahan yang dilakukan dapat terus diupayakan dan dibiasakan hingga datangnya bulan suci Rajab, menandakan kembali adanya waktu untuk berubah, terutama untuk persiapan Ramadhan. Siklus kemudian berlanjut dua bulan setelah Ramadhan dengan tiga bulan suci lagi.
Karena tiga bulan suci terjadi secara berturut-turut, itu juga bisa menjadi kesempatan untuk memulai sesuatu yang baik. Seperti mencapai resolusi pada bulan-bulan diberkahi dan begitu pula perbuatan seseorang selama tidak melanggar larangan Allah.
4 bulan haram inilah yang banyak diuraikan oleh para ahli tafsir Al-Qur’an seperti Imam At-Tabari, Imam Ibnu Katsir dan Imam As-Sa’di. Mereka memiliki tempat khusus dalam ciptaan Allah dan oleh karena itu, harus memiliki tempat khusus juga di hati kita sebagai umat-Nya.
what a beautiful word that a human can write… saya percaya pada nasib-Nya, saya…