Kisah Nuaiman sahabat Nabi yang bertingkah jenaka banyak diketahui orang. Mulai dari kisah memberikan hadiah madu pada Rasul hingga menjual temannya.
Semasa Rasulullah SAW hidup, tentu dikelilingi para sahabat dengan segala karakteristiknya yang beragam.
Ada Umar bin Khattab yang begitu tegas hingga Utsman bin Affan yang pemalu. Namun, sudah tahukah mengenai kisah Nuaiman sahabat Nabi yang sering bertingkah lucu dan jenaka?
Sosok sahabat Nabi kali inilah satu-satunya yang berhasil menciptakan tawa pada Rasulullah hingga terlihat gigi geraham beliau. Seperti yang diketahui, alih-alih tertawa, Rasulullah akan lebih sering memberikan senyum kepada orang-orang di sekitarnya.
Kumpulan Kisah Nuaiman Sahabat Nabi yang Terkenal
Sahabat yang telah dibahas sebelumnya tadi memiliki nama Nuaiman bin Ibnu Amr bin Raf’ah. Nuaiman termasuk salah satu sahabat Nabi yang berasal dari kalangan Anshar.
Karena pernah turut berjihad dalam perang badar bersama Rasulullah, dia juga masuk pada kalangan Ashabul Badr.
Bagi seorang yang gemar membaca sirah Nabi, kemungkinan sudah tidak asing lagi dengan sesosok Nuaiman. Seorang sahabat Nabi yang begitu jahil dan tidak jarang mengerjai para sahabat yang lain, bahkan termasuk Rasulullah sendiri.
Karena sifat jenaka inilah, orang-orang yang berada di dekatnya tidak jarang tersenyum hingga tertawa bahagia. Rasul pun yang lebih sering memperbanyak senyum daripada tertawa sampai pernah dibuatnya tertawa bahagia.
Untuk bisa mendapatkan gambaran mengenai sosok Nuaiman, inilah beberapa kisah Nuaiman sahabat Nabi yang begitu terkenal:
1. Nuaiman ‘Menjual’ Temannya
-
Awal Mula Cerita, Keamanahan Suwaibith dalam Menjaga Makanan
Kisah mengenai kejahilan Nuaiman satu ini diceritakan dari Ibnu Majah. Suatu ketika, Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah mengajak Nuaiman dengan bersama sahabat yang lain lagi untuk berdagang. Adapun sahabat yang diajak bernama Suwaibith bin Harmalah.
Mereka bertiga pergi ke Syam yang mana merupakan daerah maju pada masa itu. Pada suatu hari yang mulai menjelang siang, Suwaibith ditugaskan untuk menjaga makanan.
Karena saat itu Nuaiman merasa lapar, dia menghampiri Suwaibith dan meminta satu potong roti saja untuknya.
Tetapi karena mendapatkan amanah untuk menjaga makanan tersebut, Suwaibith pun menolak permintaan Nuaiman. Hingga kemudian Nuaiman berkata, “Jika begitu, berarti kamu juga setuju semisal saya berbuat ulah.”
-
Nuaiman mulai ‘Beraksi’ dengan Berencana ‘Menjual’ Suwaibith
Setelah mendapat penolakan dari Suwaibith, Nuaiman berjalan menuju pasar dan mencari wilayah yang khusus banyak menjual hamba sahaya.
Disana, kemudian dia mengatakan pada orang-orang bahwa dia memiliki hamba sahaya yang begitu murah dan ingin menjualnya.
Nuaiman juga menambahkan bahwa satu-satunya kekurangan yang dimiliki oleh hamba sahaya itu adalah terus mengatakan bahwa dirinya merupakan orang merdeka dan bukanlah hamba sahaya.
Mendengar tawaran itu, orang-orang pun tertarik dan Nuaiman pun mengajaknya menuju Suwaibith.
“Orang yang sedang menjaga makanan itulah hamba sahaya saya,” ujar Nuaiman pada mereka. Orang itu pun memberi uang pada Nuaiman dan menghampiri Suwaibith untuk dibawa.
Tentu, Suwaibith yang terkejut mengatakan bahwa dia bukan hamba sahaya dan orang yang merdeka.
Namun, karena sebelumnya Nuaiman sudah mengatakan hal tersebut, orang yang membeli tadi menganggap perkataan Suwaibith sebagai bualan saja dan mulai membawanya.
-
Abu Bakar Menebus Kembali Suwaibith
Setelah beberapa saat dari kejadian tadi, Abu Bakar Ash Shiddiq kembali dan mencari keberadaan Suwaibith karena tidak mendapati kehadirannya. Nuaiman pun berkata, “Dia sudah saya jual, Yaa Abu Bakar.”
Setelahnya, Nuaiman menceritakan semua yang terjadi dengan jujur pada Abu Bakar. Abu Bakar pun menebus kembali Suwaibith dari orang-orang Syam tadi.
Lucunya, kisah ini sampai pada telinga Rasulullah dan membuat Beliau tertawa hingga terlihat gigi geraham di hadapan para sahabat.
Perawi hadis menyebutkan bahwasanya Nabi SAW menceritakan kisah lucu Nuaiman dan Suwaibith ini pada para tamunya bahkan walau satu tahun telah berlalu dari kejadian itu.
2. Nuaiman dan ‘Hadiah’ yang Diberikannya
-
Nuaiman dan ‘Hadiah’ Madu
Kisah Nuaiman sahabat Nabi Muhammad SAW yang penuh kelucuan selanjutnya adalah saat dia memberikan hadiah kepada Rasulullah SAW. Suatu ketika, dia melihat terdapat penjual madu yang menjual dagangannya dengan kepanasan.
Meski begitu, sayang sekali karena tidak ada dagangannya yang terjual. Mendapati hal itu, Nuaiman pun mendatangi sang penjual dan mengajaknya beranjak ke kediaman Nabi SAW. Ternyata dia hendak membelikan hadiah berupa madu tersebut untuk Rasulullah.
Singkat cerita, Nuaiman tiba-tiba meninggalkan penjual tersebut. Dia berpesan, “Aku harus pergi karena beberapa urusan. Penghuni rumah ini akan segera keluar dan akan membayar harga madu itu kepadamu.”
Sang penjual lantas mengetuk kediaman Rasulullah dan memberikan madu yang dijualnya pada Beliau.
Tentu, Nabi SAW merasa bahagia dan tersentuh karena berfikir bahwa madu itu adalah hadiah untuk beliau. Hingga Rasulullah pun kemudian membagikan madu itu pada para sahabat.
Disaat itulah, sang penjual madu berkata pada Rasulullah, “ Yaa Rasul, bayarlah madu tersebut!” Walaupun terkejut, dengan cepat Beliau memahami situasi yang terjadi. Sembari menggeleng-gelengkan kepalanya Beliau berujar, “Pasti ini perbuatan Nuaiman.”
Tidak lama setelah itu, Rasul pun memanggil Nuaiman dan meminta penjelasan Nuaiman dari kejadian tersebut. Sementara jawaban Nuaiman lagi-lagi membuat Beliau tersenyum.
Dia berkata, “Wahai Rasul, saya mengetahui engkau sangat suka menikmati madu, tetapi aku tidak memiliki uang untuk membeli dan menghadiahkan kepadamu.” Dia melanjutkan, “Karena itulah, hanya mengantarkan saja kepadamu dan semoga saya mendapat taufik ke arah kebajikan.”
-
Nuaiman dan ‘Traktiran’ Makan
Hal yang hampir serupa dengan kisah Nuaiman dan madu diatas juga pernah dikisahkan. Suatu saat Rasulullah bersama para sahabat sedang duduk-duduk. Disaat itulah, Nuaiman membagikan beberapa makanan pada mereka.
Namun, setelah makanan sudah selesai disantap oleh para sahabat dan juga Rasul, Nuaiman tiba-tiba berkata, “Wahai Rasulullah, ini penjual makanannya. Anda yang harus membayar, masa rakyat seperti saya mentraktir seorang tokoh.”
Mendengar hal itu, Nabi SAW pun bingung dan terkejut. Tetapi Beliau dengan cepat memaklumi tingkah Nuaiman itu dan akhirnya mengajak para sahabat yang lain untuk ikut membayar makanan yang telah mereka santap tadi.
3. Kisah Nuaiman Sahabat Nabi dengan Unta yang Disembelih
Kisah selanjutnya menceritakan saat itu terdapat seseorang yang sedang bertamu kepada Rasulullah SAW. Saat itu, para sahabat mengatakan pada Nuaiman bahwasanya sudah cukup lama mereka tidak makan daging unta.
Mereka pun kemudian memiliki ide pendek untuk menyembelih unta seseorang yang bertamu dengan Rasul tadi. Dalam sekejap, ide tersebut disambut oleh Nuaiman, dia menyembelih unta tersebut.
Beberapa waktu kemudian, tentu tamu Rasul segera mengadu pada Rasulullah saat mengetahui untanya telah disembelih. Setelah ditanya, para sahabat yang tadi memiliki ide makan daging unta menjawab bahwasanya yang menyembelih unta itu adalah Nuaiman.
Salah seorang diantaranya menunjukkan tempat persembunyian Nuaiman pada Rasul dan tamunya. Rasul pun menanyakan alasan Nuaiman melakukan hal tersebut dan jawabannya sukses mengukir senyum pada Nabi SAW.
Nuaiman menjawab, “Rasul tanyakan saja pada orang yang tadi menunjukkan tempat persembunyianku kepadamu.” Setelah itu pun, Rasulullah memberikan ganti rugi dengan jumlah yang terhitung lebih dari cukup untuk tamunya tadi.
Fakta serta Teladan Dibalik Kisah Nuaiman Sahabat Nabi yang Jenaka
Beberapa kisah tentang Nuaiman yang begitu jahil dan jenaka di atas tentu tidak begitu saja bisa diterima semua orang. Beberapa ada yang menganggap bahwa sikapnya terlalu keterlaluan untuk ditujukan pada para sahabat, terlebih pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hal ini memang tidak bisa dipungkiri, bahkan beberapa sahabat juga ada yang merasa seperti itu. Dikisahkah bahwasanya Nuaiman sendiri merupakan seorang pengangguran yang memiliki kebiasaan buruk, yaitu mabuk.
Dan tentu, perilaku tidak baik ini juga diketahui oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa sumber, dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW memberi hukuman atas perbuatan mabuk Nuaiman dengan 40-60 kali cambuk.
Mendapati hal tersebut, sahabat pernah melaknat Nuaiman atas perbuatan mabuknya disaat bertemu Rasulullah SAW. Tetapi, Nabi SAW membela Nu’aiman dengan bersabda, “Janganlah kalian gemar menghujat Nuaiman. Karena sesungguhnya dia cinta pada Allah dan Rasul-Nya.”
Dari sini, terdapat beberapa pelajaran yang bisa diambil:
-
Berusaha Memaklumi Orang Lain dengan Beragam Karakter
Dari kisah di atas, sikap yang diberikan oleh Rasulullah dan sebagian besar sahabat dalam menghadapi Nuaiman dapat diambil pelajaran. Beliau mencoba untuk memaklumi sifat Nuaiman yang memang jenaka dan sangat jahil.
Hal itu dapat dimaklumi asal tidak melanggar ajaran agama Islam. Pada prakteknya dalam kehidupan sekarang, sikap ini juga sangat bagus untuk diterapkan. Menghormati dan mencoba memaklumi begitu banyak orang dengan masing-masing karakter akan membuat hidup lebih harmonis.
Baca Juga : Kisah Teladan Zubair Bin Awwam, Sahabat Rasulullah SAW
-
Tidak Menghakimi Seseorang
Kisah Nuaiman sahabat Nabi juga mengajarkan bahwa sesungguhnya manusia benar-benar tidak mengetahui isi hati manusia lain. Oleh sebab itu, hindari menghakimi seseorang karena perbuatan kasat mata yang terlihat tidak baik.
Pada dasarnya, hanya orang itu sendiri dan Tuhan yang mengetahui isi hatinya. Layaknya Nuaiman yang terlihat sering mabuk dan melakukan tingkah jenaka bahkan pada Rasul. Nyatanya, Nabi SAW melarang para sahabat untuk mencelanya karena Nuaiman mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Dalam mempraktekan nilai pelajaran satu ini, sebisa mungkin jangan mudah berprasangka terhadap apapun. Artinya, walaupun seseorang terlihat begitu buruk, maka janganlah cepat berprasangka bahwa dia juga memiliki hati yang buruk pula.
Berprasangka baik yang dimaksud berbeda dengan waspada. Singkatnya, boleh berwaspada terhadap orang tertentu yang mungkin bisa membawa pengaruh atau dampak buruk. Tetapi janganlah memiliki prasangka buruk terhadapnya karena hanya Tuhanlah yang mengerti isi hatinya.
-
Bersikap Bijak dengan Kepala Dingin
Mulai dari kisah Nuaiman yang menjual Suwaibith, dan saat dia menyembelih unta tamu Rasul, maka nilai yang bisa dipelajari adalah sikap bijak Abu Bakar dan Rasul dalam menghadapi itu.
Dalam kisahnya, beliau tidak marah dan menanyakan alasan serta maksud dari tindakan Nuaiman tersebut dengan kepala dingin. Lantas, saat mengerti bahwa itu hanya salah satu dari bagian kejenakaan serta kejahilan Nuaiman, Beliau pun menyelesaikan masalah dengan bijak.
Tentu jika Rasul dan Abu Bakar tidak bisa mengerti sifat Nuaiman dan tidak bijak maka masalah bisa menjadi karuan.
Kisah Nuaiman sahabat Nabi memang tidak begitu sering diceritakan, tetapi bila dipelajari ternyata terdapat nilai yang bisa diambil. Selain mengetahui kisah para sahabat, bersedekah juga menjadi hal yang bisa dilakukan umat Islam.