Tata Cara Sujud Sahwi yang Benar Beserta Bacaanya, Lengkap!

Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan kaum muslim ketika ragu mengenai jumlah rakaat saat sholat. Simak tata cara sujud sahwi di bawah ini!

Pernahkah Sahabat merasa ragu atau lupa jumlah rakaat saat shalat? Wajar, karena kondisi seperti ini kerap dialami oleh umat Muslim. Bahkan, Rasulullah SAW pun juga pernah mengalaminya.

Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan jika lupa atau ragu jumlah rakaat salat? Apabila mengalami hal ini, umat Muslim dianjurkan untuk melakukan sujud syahwi.

Singkatnya, sujud ini dilakukan untuk menambal atau menggenapi jumlah rakaat shalat yang Sahabat lakukan.

Nah, untuk mengetahui bagaimana tata cara sujud sahwi yang benar, Sahabat bisa membaca artikel ini sampai habis.

Kapan Sujud Sahwi Dilakukan?

Arti kata “Sahwi” dalam bahasa Arab adalah lupa atau lalai. Maka dari itu, amalan ini disebut dengan sujud sahwi karena dilakukan ketika lupa dalam salat. 

Jadi, sujud sahwi ini dilakukan untuk menambal kekurangan pada saat sholat karena lupa. Terdapat beberapa kondisi yang menjadi alasan mengapa sujud sahwi dianjurkan ketika sholat. 

Beberapa alasan tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Ragu dalam Jumlah Rakaat

Ketika mengerjakan ibadah sholat baik itu wajib maupun sunnah, hendaknya dilakukan dalam keadaan khusyu’. 

Namun sebagai manusia, ada kalanya tidak fokus, sehingga tidak khusyu. Nah, kondisi inilah yang membuat seseorang ragu-ragu akan jumlah rakaat yang dikerjakannya dalam shalat. 

Dalam kondisi seperti ini, seorang muslim bisa mengambil keputusan dengan mengambil jumlah rakaat yang paling kecil dan menyempurnakan sisanya.

Contohnya yaitu ketika seseorang lupa ketika shalat isya, apakah sudah dalam rakaat ketiga atau keempat. 

Jika dalam kondisi demikian, buanglah rasa ragu dan yakinkan bahwa sholat yang dikerjakan tiga rakaat kemudian genapkan satu rakaatnya dengan cara sujud syahwi yang benar. 

Namun jika perasaan ragu datang setelah shalat maka keabsahan dari shalat tersebut tidak terpengaruh. 

2. Meninggalkan atau Lupa Mengerjakan Sunnah Ab’adh

Alasan melakukan sujud sahwi selanjutnya yaitu karena meninggalkan sunnah ab’adh. Apa itu sunnah ab’adh? 

Sunnah ab’adh dalam sholat yaitu qunut, tasyahud awal, duduk tasyahud awal, sholawat nabi ketika tahiyat, dan sholawat pada keluarga nabi ketika tahiyat akhir.

3. Memindahkan Rukun Qauli Bukan pada Tempatnya

Pelaksanaan sujud sahwi dianjurkan bagi yang melakukan, rukun sholat, sunnah ab’adh, membaca surat atau bacaan tertentu yang tidak tepat atau tidak di tempat yang seharusnya. 

Sebagai contoh yaitu membaca doa qunut ketika sedang rukuk, atau membaca Al-Fatihah ketika duduk tasyahud dan yang lainnya. 

4. Mengerjakan Larangan yang Dapat Membatalkan Sholat

Apabila seseorang mengerjakan larangan yang bisa membatalkan shalat dengan sengaja, maka sunnah baginya untuk melaksanakan sujud sahwi. 

Contohnya, yaitu mengucapkan beberapa kata yang tidak termasuk ke dalam bacaan sholat atau menambah rakaat shalat yang dikerjakan. 

Bacaan Sujud Sahwi Arab dan Latin

Sebelum mengetahui tata cara sujud sahwi yang benar, penting sekali untuk mengetahui bacaannya. 

Terdapat beberapa pendapat mengenai bacaan yang harus dibaca ketika melakukan sujud sahwi. Sebagian ulama menganjurkan untuk membaca do’a ini ketika melaksanakan sujud sahwi:

سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو

Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” 

Artinya: “Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa.”

Namun do’a sujud sahwi di atas hanya berupa anjuran bagi sebagian ulama tanpa didukung dengan adanya dalil. Sehingga bacaan yang tepat ketika sujud sahwi yaitu seperti bacaan sujud biasa ketika sholat

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى

Subhaana rabbiyal a’la

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi.”

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى

Subhanakallahumma rabbana wa bi hamdika, allahummaghfirli.”

Artinya: “Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku.”

Tata Cara Sujud Sahwi yang Benar

Cara sujud sahwi yaitu dilakukan dengan dua kali sujud pada akhir sholat baik itu sebelum maupun sesudah salam.

Sebelum melakukan sujud sahwi disyariatkan untuk mengucap takbir (“Allahu akbar”) terlebih dahulu. Hal ini juga berlaku pada saat bangkir dari sujud untuk mengucap takbir.

Namun perlu dicatat bahwa takbir di sini bukanlah takbiratul ihram yang harus disertai dengan mengangkat kedua tangan. Lakukan seperti layaknya sujud biasa dalam sholat. 

Sujud Sahwi Sebelum atau Sesudah Salam?

Sebelumnya disebutkan bahwa cara sujud sahwi yang benar bisa dilakukan sebelum atau sesudah salam, adapun untuk ketentuannya yaitu bisa dilihat pada rincian berikut ini.

  1. Apabila terdapat kekurangan pada shalat seperti tidak melaksanakan tasyahud awal, maka kekurangan tersebut butuh ditambal. Maka dari itu, untuk menutupi atau menyempurnakannya bisa dengan melakukan sujud sahwi sebelum salam.
  2. Apabila terdapat penambahan atau kelebihan satu rakaat dalam sholat maka hendaklah melakukan sujud sahwi sesudah salam.
  3. Apabila seseorang yang masih kekurangan raka’at namun sudah terlanjur mengucap salam, maka hendaklah menyempurnakan sholatnya dengan sujud sahwi sesudah salam. 
  4. Apabila terdapat keragu-raguan dalam melaksanakan sholat dan tidak merasa yakin, seperti ragu apakah sholatnya empat atau lima raka’at. Pada saat seperti ini bisa lakukan sujud sahwi sebelum salam. 
  5. Apabila terdapat keragu-raguan dalam melaksanakan sholat namun kemudian mengingatnya dan meyakininya maka hendaklah melakukan sujud sahwi sesudah salam. 

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Melaksanakan Sujud Sahwi

Agar bisa melaksanakan tata cara sujud sahwi yang benar, berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

1. Genapkan Terlebih Dahulu Rakaat yang Kurang

Apabila dalam melaksanakan sholat kurang jumlah rakaat yang dikerjakan maka bisa genapkan terlebih dahulu jumlah rakaat yang kurang, baik itu satu ataupun dua raka’at salam. 

Setelah itu ucapkan takbir lalu sujud kemudian takbir lagi. Begitu bangkit dari sujud lakukan lagi hal yang sama sekali lagi.

Jadi setiap adanya perubahan gerak yang dilakukan baik itu untuk sujud maupun bangkit dari sujud harus didahului dengan takbir. 

Seperti yang terdapat dalam sebuah hadits yaitu:

فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ وَرَفَعَ

Artinya: “Lalu beliau shalat dua rakaat lagi (yang tertinggal), kemudian beliau salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit.” (HR. Bukhari no. 1229 dan Muslim no. 573).

2. Apabila Meninggalkan Tasyahud Awal, Maka Tidak Perlu Diganti

Meninggalkan tasyahud awal ketika sholat tidak perlu diganti pada saat melaksanakn sujud sahwi. Hal ini karena tidak ada dalil yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menggantikan tasyahud awal yang lupa dilakukan.

Maka dari itu, untuk menyempurnakannya cukup dengan menggantinya melalui sujud sahwi. 

3. Sujud Sahwi Ditutup dengan Salam

Cara sujud sahwi yang benar dilakukan dengan melakukan dua kali sujud dan ditutup dengan salam, walaupun sujud tersebut dilakukan setelah salam sholat yang menandakan bahwa ibadah yang dilakukan telah berakhir. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Muslim yaitu:

فَصَلَّى رَكْعَةً ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ.

Artinya: “Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah rakaat yang kurang tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi.” (HR. Muslim no. 574)

Demikian penjelasan lengkap tentang bagaimana tata cara sujud syahwi yang benar. Sahabat bisa mengikuti cara-cara di atas apabila lupa jumlah rakaat salat.

Dari penjelasan di artikel ini, kita bisa menyimpulkan bahwa tujuan sujud sahwi adalah untuk menambal jumlah rakaat shalat. Artinya, sujud sahwi membantu kita untuk menyempurnakan salat.

Nah, agar ibadah semakin sempurna, jangan lupa untuk mengimbangi ibadah wajib dengan ibadah sunnah, ya.

Adapun salah satu ibadah atau amalan yang paling dianjurkan, yaitu donasi atau sedekah untuk membantu sesama.

Sedekah bisa dilakukan di Yatim Mandiri secara online, jadi Sahabat bisa sedekah kapan pun dan di mana pun.

Jika Sahabat ingin bersedekah, langsung saja kunjungi laman sedekah Yatim Mandiri. Di sana, banyak program sedekah yang bisa Sahabat pilih.

Yuk, perbanyak amalan dan tumpuk pahala di dunia!

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top