Rasa sedih terkadang hadir dalam keseharian, namun tidak semua orang mampu mengatasinya. Ini cara Rasulullah mengatasi rasa sedih!
Cara Rasulullah mengatasi rasa sedih patut menjadi acuan bagi umat muslim. Rasa sedih adalah bagian dari kehidupan yang dialami setiap manusia.
Bahkan, Rasulullah SAW, yang merupakan panutan bagi umat Islam, juga menghadapi momen-momen kesedihan dalam hidupnya.
Meskipun begitu, beliau menunjukkan berbagai cara untuk menghadapi kesedihan dengan penuh kesabaran dan keimanan.
Berikut adalah beberapa cara Rasulullah SAW mengatasi rasa sedih yang bisa kita jadikan teladan.
Cara Rasulullah SAW mengatasi Rasa Sedih
Rasa sedih adalah hal yang wajar dirasakan di keseharian. Semua orang pasti pernah merasa sedih dan ingin rasa sedih tersebut cepat-cepat hilang.
Hal yang penting untuk diketahui adalah bagaimana cara mengatasi rasa tersebut. Alih-alih menghindari perasaan itu, sahabat dapat mengatasinya.
Lalu, apa yang dilakukan Rasulullah SAW ketika sedih? Sebenarnya banyak hal yang Rasulullah lakukan untuk mengatasi rasa sedih.
Tentunya semua itu bisa dicontoh oleh para umatnya. Oleh karena itu, sebagai umat muslim, sudah seharusnya mengetahui bagaimana Rasulullah mengatasi rasa sedihnya.
Sahabat dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh Rasulullah saat merasa sedih. Untuk mengatasi rasa sedih, Rasulullah melakukan beberapa hal berikut ini:
1. Berdzikir
Rasulullah SAW mengajarkan berdzikir sebagai cara utama untuk menenangkan hati yang gelisah. Mengingat Allah melalui dzikir seperti “La ilaha illallah” dan “Subhanallah wa bihamdihi” membantu mengusir kesedihan dan menghadirkan ketenangan batin.
Dengan berdzikir, kita merasakan kehadiran Allah dalam hidup dan mampu menghadapi cobaan dengan lebih tenang.
Selain itu, dalam riwayat yang disebutkan oleh Anas RA, Rasulullah SAW membaca doa “Ya Hayyu ya Qayyum birahmatika astaghitsu” saat bersedih. Doa ini meminta pertolongan Allah yang Maha Hidup dan Maha Terjaga untuk keselamatan dan ketenangan.
Ketika mengalami kesusahan, Rasulullah SAW biasa membaca doa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA: “Laa ilaaha illallaahul ‘Azhimul Haliim…” Doa ini menegaskan kebesaran Allah dan menjadi pengingat bahwa hanya kepada-Nya kita bergantung.
Tidak hanya itu, Rasulullah SAW juga sering membaca “Subhanallahil ‘azhim” saat merasa gundah. Bacaan ini mengakui keagungan Allah dan membantu meringankan hati yang berat.
Dengan mengikuti teladan Rasulullah SAW dalam berdzikir dan berdoa, kita bisa menemukan kedamaian dan kekuatan dalam menghadapi kesedihan.
Mengingat Allah dengan cara-cara ini adalah pengingat bahwa kita tidak pernah sendiri dalam menghadapi cobaan hidup.
2. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT
Selain berdzikir, cara Rasulullah mengatasi rasa sedih adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mendekatkan diri kepada Allah SWT bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti shalat, membaca Al-Quran, dan berdoa.
Dengan melakukan ibadah-ibadah ini, seseorang dapat merasakan kekuatan dan pertolongan Allah dalam mengatasi segala kesulitan.
Shalat Tahajud, misalnya, adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Shalat malam ini bisa menjadi momen untuk merenung dan memohon bantuan Allah, serta memperoleh ketenangan dan kedamaian hati.
Mendekatkan diri kepada Allah SWT secara konsisten dengan doa dan shalat akan membuat rasa sedih dapat teratasi dalam diri seseorang.
3. Sabar dan Tawakkal
Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya bersabar dan tawakkal (berserah diri) kepada Allah SWT dalam menghadapi kesedihan.
Kesabaran adalah kunci untuk menghadapi cobaan hidup dengan sikap yang baik. Inilah cara Rasulullah mengatasi rasa sedihnya.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153). Dengan tawakkal, seseorang mempercayakan hasil dari segala usahanya kepada Allah SWT.
Ini membantu meredakan rasa cemas dan sedih karena yakin bahwa Allah selalu memiliki rencana terbaik untuk hamba-Nya.
Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam hal ini, di mana beliau selalu bersabar dan bertawakkal kepada Allah dalam setiap ujian yang dihadapi.
4. Mengingat Akhirat dan Tujuan Hidup
Rasulullah SAW juga sering mengingatkan untuk selalu mengingat akhirat dan tujuan hidup. Kesedihan di dunia adalah sesuatu yang sementara, dan kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat.
Dengan mengingat akhirat, seseorang dapat menghadapi kesedihan dengan perspektif yang lebih luas, menyadari bahwa segala cobaan di dunia ini hanyalah ujian sementara yang harus dilalui.
Menguatkan niat untuk hidup sesuai dengan tujuan akhir, yakni meraih ridha Allah dan masuk ke dalam surga, dapat menjadi motivasi untuk bangkit dari kesedihan.
Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya tentang pentingnya berfokus pada kehidupan akhirat.
5. Berbuat Kebaikan
Salah satu cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk mengatasi rasa sedih adalah dengan berbuat kebaikan kepada orang lain.
Ketika seseorang berbuat kebaikan, seperti membantu orang yang membutuhkan, menyantuni anak yatim, atau bersedekah, perasaan bahagia dan kepuasan batin akan mengurangi rasa sedih yang dirasakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” Dengan berbuat kebaikan, seseorang tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membantu dirinya sendiri untuk keluar dari kesedihan.
Doa ketika Sedih
Kesedihan adalah bagian dari perjalanan hidup yang tak terelakkan, tetapi dengan meneladani cara-cara Rasulullah SAW dalam menghadapinya, kita bisa mengatasi kesedihan dengan lebih baik.
Ingatlah untuk selalu berdzikir, mendekatkan diri kepada Allah, bersabar, dan melakukan kebaikan.
Dengan demikian, kesedihan akan menjadi lebih ringan, dan kita akan lebih kuat dalam menjalani kehidupan ini.
Selain menjalankan amalan-amalan yang telah disebutkan, Rasulullah SAW juga mengajarkan beberapa doa khusus yang bisa dibaca ketika merasa sedih. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Surat Ali Imran: 173
Surat Ali Imran ayat 173 mengajarkan kita untuk selalu bersandar pada Allah SWT dalam setiap keadaan, terutama saat merasa terancam atau takut:
حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
Artinya: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.”
2. Surat Al-Baqarah: 250
Ketika kaum Bani Israil berhadapan dengan tentara Jalut, mereka memanjatkan doa ini untuk memohon kekuatan dan keteguhan hati:
وَلَمَّا بَرَزُوْا لِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ قَالُوْا رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ۗ
Artinya: “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami, dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
3. Doa Rasulullah SAW
Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa yang dapat membantu menghilangkan kesedihan dan menggantikannya dengan ketenangan hati:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, dan anak dari hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku ada di tangan-Mu, segala ketentuan-Mu berlaku atas diriku, dan ketetapan-Mu adil bagiku. Aku memohon dengan segala nama yang Engkau miliki, yang Engkau sebutkan untuk diri-Mu sendiri, atau yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu gaib di sisi-Mu. Jadikanlah al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghapus kesedihanku, dan penghilang kegalauanku.”
Hadits ini menyebutkan bahwa siapa pun yang membaca doa ini ketika dilanda kesedihan, Allah SWT akan menghilangkan kesedihannya dan menggantinya dengan kebahagiaan. (HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Thabrani, dan Hakim).
Mari jadikan hikmah dari cara Rasulullah SAW mengatasi rasa sedih ini sebagai motivasi untuk senantiasa berbuat baik.
Hal ini termasuk dengan membantu sesama yang membutuhkan melalui program-program kebaikan seperti sedekah pangan untuk yatim dan dhuafa melalui Laznas Yatim Mandiri.