Bacaan bilal Idul Fitri adalah hal yang pasti ditemui saat melakukan sholat ‘Ied di masing-masing masjid desa.
Ini karena salah satu peran dari bilal adalah menjadi bagian agar sholat Idul Fitri dapat berjalan dengan baik, tenang, dan teratur sesuai anjuran Islam.
Namun perlu diketahui bahwa bacaan bilal saat akan sholat Idul Fitri berbeda dengan bilal pada sholat Jum’at ataupun sholat Tarawih.
Oleh sebab itu, selain mengetahui teks arab dan latinnya, seorang bilal juga harus mengetahui tata cara serta urutan menyerukan bacaan sesuai yang benar.
Untuk mengetahui selengkapnya tentang teks bacaan bilal dalam Arab dan latin, cara melaksanakannya, hingga tata cara sholat Idul Fitri, maka simak bahasan berikut hingga selesai.
Mengetahui Sekilas Tentang Bilal
Sebelum mempelajari bacaan bilal Idul Fitri hingga urutan tata cara melaksanakannya, alangkah lebih baik jika memahami terlebih dahulu apa itu bilal serta perannya dalam pelaksanaan sholat ‘Ied.
Dalam melaksanakan sholat Idul Fitri, akan terdapat seseorang yang berperan sebagai khatib dan juga bilal (muraqqi).
Kedua istilah ini pasti sudah tidak asing di telinga karena keduanya juga ada dalam pelaksanaan shalat Jum’at yang dilakukan secara rutin selama seminggu sekali.
Khatib sendiri merupakan seorang yang berperan dalam menyampaikan khutbah sebelum shalat dilaksanakan. Sementara bilal merupakan seseorang yang berperan untuk membaca sholawat, takbir, serta doa pada sholat Idul Fitri.
Karena itu, sangat penting bagi bilal untuk mengetahui bacaan yang akan dilantunkannya secara benar terlebih jika memahami arti yang terkandung di dalamnya.
Pasalnya, peran yang diembannya merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri.
Bacaan Bilal Idul Fitri dalam Arab dan Latin serta Tata Caranya
Dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri, bilal tidak mengumandangkan adzan ataupun iqamah sebagaimana halnya ketika sholat Jum’at.
Sebagai gantinya, bilal pada sholat Idul Fitri dianjurkan untuk mengumandangkan kalimat “As-shalaatu jaami’ah” sebelum shalat Idul Fitri mulai dilakukan.
Tidak hanya itu saja, lafadz yang nantinya diserukan bilal di sholat Idul Fitri juga berbeda dengan pelaksanaan shalat Jum’at.
Karena memiliki lafadz kalimat serta tata cara yang berbeda, lantas bagaimanakah urutan serta kalimat yang harus dibaca pada saat sholat ‘Ied?
Agar bisa memahami dengan lebih jelas, simak tata cara mengumandangkan bacaan bilal Idul Fitri sesuai dengan urutan berikut:
1. Seruan Saat Sholat Idul Fitri Akan Dimulai
Sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri akan dimulai, maka seorang bilal atau muraqqi hendaknya mengucapkan lafadz sebagai berikut:
الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri jāmi‘ah rahimakumullāh. As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri jāmi‘ah rahimakumullāh. As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri lā ilāha illallāh.
Artinya: “(Marilah kita) salat (Marilah kita) salat (Marilah kita) salat sunah Idul Fitri berjamaah. Semoga allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua.
(Marilah kita) salat (Marilah kita) salat (Marilah kita) salat sunah Idul Fitri berjamaah. Semoga allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua.
(Marilah kita) salat (Marilah kita) salat (Marilah kita) salat sunah Idul Fitri berjamaah. Tiada tuhan selain Allah.”
2. Seruan Ketika Sholat Idul Fitri Selesai Dilaksanakan
Selanjutnya, muraqqi juga berperan menyerukan bacaan bilal di saat sholat Idul Fitri telah selesai dilaksanakan.
Adapun untuk melakukannya, dianjurkan bagi bilal untuk segera berdiri serta sebagai bentuk tanda bahwa khutbah Idul Fitri akan dimulai dan dilanjutkan dengan menyerukan bacaan seperti berikut:
معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله، إعلموا أن يومكم هذا يوم عيد الفطر ويوم الشرور ويوم المغفور أحل الله لكم فيه الطعام وحرم عليكم فيه الصيام إذا صعد الخطيب على المنبر أنصتوا أثابكم الله واسمعوا أجاركم الله وأطيعوا رحمكم الله
Ma’âsyiral muslimin wa zumratal mu’minîn rahimakumullâhu, i’lamû anna yaumakum hâdzâ yaumu ‘idil fithri wa yaumus sururi wa yaumul maghfûri ahallallâhu lakum fihith tha’âma wa harrama ‘alaikum fii hish shiyâmu idzâ sha’idal khathibu ‘alâl mimbari anshitû atsâbakumullâhu wasma’û ajárakumullâhu wa athi’i rahimakumullah.
Artinya: “Kaum muslimin dan muslimat! Semoga kalian semua dirahmati Allah! Ketahuilah, bahwa hari ini adalah hari idul fitri, hari kebahagiaan, hari pengampunan, dan hari dihalalkan untuk makan dan diharamkan berpuasa.
Jika nanti khatib sudah naik ke mimbar, jangan ngobrol, simak baik-baik, patuhilah. Semoga Allah memberi pahala, balasan dan rahmat kepada kalian semua.”
3. Seruan Sholawat Ketika Khatib Naik di Atas Mimbar
Apabila telah selesai menyerukan lafadz bacaan bilal Idul Fitri sebagai pertanda bahwa khatib akan menyerukan khotbah seperti di atas, maka selanjutnya adalah menunggu khatib naik ke mimbar.
Di saat khatib ke mimbar, maka umumnya bilal akan menyerahkan tongkat ke khatib.
Hal ini juga diiringi dengan bacaan sholawat dari bilal sebagai berikut:
اللهم صل على سيدنا محمد اللهم صل على سيدنا محمد اللهم صل وسلم على سيدنا ومولانا محمد وعلى آل سيدنا محمد
Allâhumma shalli ‘ala sayyidinâ Muhammad, Allâhumma shalli ‘ala sayyidinâ Muhammad, Allâhumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina wa maulânâ Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.
Artinya: “Ya Allah, berilah rahmat kepada kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah berilah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah berilah rahmat dan keselamatan kepada junjungan dan tuan kami Nabi Muhammad serta keluarga junjungan kami, Nabi Muhammad.”
4. Membaca Doa
Apabila telah selesai membaca sholawat sebagaimana yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, selanjutnya bilal hendaknya mengiringi hal tersebut dengan doa sebagai berikut:
اللهم قو الإسلام من المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات وانصرهم على معاند الدين رب الختم لنا منك بالخير ويا خير الناصرين. برحمتك يا أرحم الراحمين
Allâhumma qawwil islâm, minal muslimîna wal muslimât wal mu’minîna wal mu’minnât al-ahyâ’i minhum wal amwâti wanshurhum ‘alâ ma’ânidid dîni rabbikhtim lanâ minka bil-khairi wa yâ khairan nåshirîn, birahmatika yâ arhamar râhimîn.
Artinya: “Ya Allah, kuatkanlah keislaman dan keimanan kaum muslimin (pria) dan muslimat (wanita), kaum mukmin (pria) dan mukminat (wanita), yang masih hidup dari mereka semua dan juga yang sudah meninggal, dan bantulah mereka untuk mengokohkan agama.
Tuhanku, akhirilah (hidup) kami dari-Mu dengan kebaikan, wahai Tuhan sebaik-baik penolong, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang Maha Penyayang dari semua penyayang.”
5. Bacaan Bilal Ketika Khatib Telah Duduk
Setelah selesai membaca sholawat yang diiringi dengan doa, maka khatib akan mengucapkan salam terlebih dahulu kepada para jamaah dan dilanjutkan dengan duduk di kursi.
Setelah memastikan bahwa khatib telah duduk di kursi mimbar, maka selanjutnya bilal menyerukan bacaan berikut:
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إلٰهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar, Laaila ha illallohu wallohu akbar Allahu akbar walillahilhamd
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Allah Mahabesar. Allah Mahabesar dan segala puji hanya bagi Allah.”
Niat dan Tata Cara Shalat Idul Fitri
Di samping mengetahui tentang berbagai bacaan bilal Idul Fitri yang dikumandangkan beserta artinya, hal lain yang begitu penting untuk diketahui yaitu tata cara melaksanakan sholat Idul Fitri.
Hal ini karena bilal serta khutbah sendiri dilakukan untuk melaksanakan sholat ‘Ied.
Sementara itu, sholat ‘Ied sendiri berhukum sunnah muakkad dimana apabila dikerjakan akan mendapat pahala, sementara jika ditinggalkan maka tidak akan mendapat dosa.
Karena maksud dari sunnah muakkad adalah sunnah yang dikuatkan, maka melaksanakan sholat Idul Fitri sangatlah dianjurkan.
Bahkan jika menurutkan pendapat dari Imam Abu Hanifah, hukum dari sholat Idul Fitri adalah fardhu ‘ain, sementara menurut Imam Ahmad adalah fardhu kifayah.
Namun pendapat yang lebih masyhur dan telah disepakati oleh para jumhur ulama adalah sunnah muakad.
Karena begitu dianjurkan, tentu para umat muslim juga perlu mempelajari tata cara melaksanakan sholat Idul Fitri yang benar. Pasalnya, terdapat sedikit perbedaan antara tata pelaksanaan sholat ‘Ied dengan sholat lima waktu seperti biasanya.
Salah satunya yaitu adanya takbir selama tujuh kali pada shalat ‘Ied, di mana hal ini tidak terdapat pada sholat biasa sehingga terkadang membuat beberapa jamaah salah gerakan.
Untuk menghindari hal-hal seperti itu, simak langkah-langkah mendirikan sholat ‘Ied yang benar sebagai berikut:
1. Membaca Niat
Hal pertama yang wajib dilakukan ketika akan mendirikan sholat Idul Fitri adalah dengan melakukan niat sholat secara sadar.
Sementara itu, pelafalan niat secara langsung berhukum sunnah, karena yang diwajibkan adalah menata niat di dalam hati bahwa mendirikan sholat tersebut adalah karena Allah.
Setelah bacaan bilal idul fitri berupa seruan “shalla sunnatan li’idil fithri rak’ataini jami’atan rahimakumullah” telah dikumandangkan, maka imam akan menuju mihrab dan membaca niat sebagai berikut sebelum memulai sholat Idul Fitri:
اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا للهِ تَعَالَى
Sementara itu, niat sholat yang harus dibaca oleh makmum berbeda dengan imam. Adapun jika Anda termasuk makmum jamaah, maka niat sholat Idul Fitri yang dilafalkan adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
2. Takbiratul Ikhrom
Jika telah membaca niat, maka selanjutnya adalah takbiratul ikhrom yang dilanjutkan dengan bacaan doa iftitah sebagai berikut:
“Allaahu akbar kabiiraw walhamdu lillaahi katsiira wa subhaanallaahi bukrataw wa’ashiila.Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fataras samawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikin. inna shalaatii wa nusukii wa mahyaya wa mamaatii lillahi rabbil alamin. laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.”
3. Takbir Zawa-id
Langkah kali ini yang terkadang membuat beberapa jamaah sulit dan langsung ruku ketika selesai membaca doa iftitah.
Setelah melakukan takbir pertama kali dengan dilanjutkan membaca doa iftitah, maka tidak langsung ruku melainkan takbir sebanyak tujuh kali terlebih dahulu.
Adapun setiap takbir dianjurkan untuk membaca kalimat tasbih sebagai berikut:
“Subhanallah walhamdu lillâh wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar.”
Namun bacaan untuk setiap takbir tidak terbatasi pada lafadz di atas saja. Jamaah sholat bisa membaca lafadz lainnya selagi isinya adalah pujian-pujian kepada Allah SWT.
Adapun setiap takbir dikumandangkan, maka dianjurkan untuk mengangkat tangan sebagaimana takbir pertama kali.
4. Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek
Setelah selesai takbir sebanyak tujuh kali, barulah selanjutnya membaca surat Al-Fatihah dan diteruskan dengan membaca surat pendek lainnya sebagaimana sholat seperti biasanya.
Apabila berperan sebagai makmum, maka cukup simak surat yang dibacakan oleh imam sholat Idul Fitri.
5. Ruku’ dengan Tuma’ninah
Setelah membaca surat pendek, maka selanjutnya adalah ruku’ dengan melafalkan bacaan:
“Subhaana robbiyal ‘adziimi wabihamdih”
6. I’tidal dengan Tuma’ninah
Sesuai dengan urutan shalat seperti biasanya, ruku’ dilanjutkan dengan berdiri untuk melakukan I’tidal tentu dengan tuma’ninah dan membaca lafadz berikut:
“Rabbana lakal hamdu mil us samawati wamil ul ardhi wamil u maa syi’ta min syain ba’du.”
7. Sujud dengan Tuma’ninah
Selesai I’tidal, selanjutnya adalah sujud secara tuma’ninah dengan membaca bacaan berikut:
“Subhaana robbiyal a’la wa bihamdihi.”
Dalam sujud, jangan lupa untuk memastikan mukena atau peci tidak sampai menutupi dahi, karena hal ini bisa membuat sholat tidak sah. Setelahnya, duduklah di antara dua sujud dan dilanjutkan dengan melakukan sujud yang kedua.
8. Bangkit dan Takbir Zawa-id
Setelah bangkit dari sujud, maka selanjutnya adalah melakukan takbir sebanyak lima kali. Di antara takbir tersebut dianjurkan untuk membaca kalimat tasbih sebagaimana takbir zawa-id yang pertama.
9. Mengulangi Gerakan Poin 4-7
Setelah melakukan takbir 5 kali, maka ulangi poin no.4 sampai no.7 secara berurutan dengan bacaan yang sama persis.
10. Duduk Tasyahud
Apabila telah melakukan gerakan sebagaimana urutan yang telah dijelaskan, maka selanjutnya adalah duduk tasyahud dengan membaca lafadz sebagai berikut:
“Allahumma sholli ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali muhammad kamaa shollaita ‘alaa ibrahim wa ‘alaa aali ibroohimm innaka hamiidum majiid. alloohumma baarik ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali muhammad kamaa barakta ‘alaa ibrahim wa ‘alaa aali ibrahim innaka hamiidum majiid.”
11. Salam
Sholat Idul Fitri diakhiri dengan salam yang dilafalkan dengan menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri.
Setelah mengetahui bacaan bilal Idul Fitri dalam tulisan Arab dan latin seperti di atas, sekarang bahkan makmum bisa mengerti akan makna serta urutan yang harus dilakukan oleh muraqqi atau bilal.
Dengan begitu, pelaksanaan sholat idul Fitri akan terasa semakin khusyu’.